Kerja Sebagai Ibadah
Banyak yang berkata, kerja adalah ibadah. Pernyataan ini bisa benar bisa juga salah, tergantung kejujuran dari masing-masing yang mengucapkan. Sesuatu yang kita nasabkan sebagai ibadah mestilah harus ada dalil dan tuntunannya dari syariat. Bukan dengan pertimbangan akal atau pertimbangan selera kita.
Apakah bekerja kemudian melupakan kewajiban yang lebih besar semisal Sholat lima waktu bisa dikatakan ibadah? Bukankah banyak orang yang melalaikan sholat wajib karena alasan kesibukannya dalam bekerja? Apakah bekerja dengan melupakan hak-hak keluarga juga dikatakan ibadah? Apakah bekerja dengan tujuan menjadi kaya dan menumpuk-numpuk harta adalah ibadah? Apakah bekerja dengan berikhtilath (campur baur laki perempuan yang bukan mahram dalam suatu tempat) dikatakan ibadah? Apakah bekerja kemudian ia belanjakan hartanya dijalan yang tidak diridhai Allah juga ibadah? Untuk membelikan baju baru istrinya, atau anaknya, padahal dilemari masih tersimpan setumpuk pakaian. Apakah pemborosan semacam ini juga ibadah? Dan lain-lain…
Seseorang yang bekerja dengan tujuan menghidupi keluarganya dan orang-orang yang ada dalam tanggungannya, dia sedekahkan kelebihan hartanya kepada mereka yang membutuhkan. Tidak ia gunakan hartanya untuk sesuatu yang tidak ada gunanya, tidak boros dalam membelanjakannya, tidak pula bakhil, tidak pula ia salurkan hartanya untuk sesuatu yang diharamkan Allah. Tidak ia tumpuk-tumpuk lalu menghitung-hitungnya, ia keluarkan zakat bagi hartanya yang memang sudah ada kewajiban mengeluarkan zakatnya. Tidaklah hartanya ia gunakan untuk berbangga-bangga dengan kesombongannya. Ia yakin bahwa hartanya adalah amanat dari Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga ia benar-benar mendapatkannya dan membelanjakannya pun di jalan yang Allah ridhai. Ia amanah dalam mendapatkan hartanya tanpa melupakan kewajibannya kepada Allah ta’ala. Insya Allah, orang yang bekerja untukyang demikian inilah yang bisa dikatakan kerjanya adalah ibadah.
KERJA ADALAH IBADAH
Sesungguhnya setiap perbuatan yang dilakukan seorang muslim akan dianggap sebagai ibadah jika ia mematuhi garis panduan yang dikehendaki syarak. Namun kenapa masih ada komuniti pekerja yang memandang remeh mengenai kerja yang diusahakan dengan melakukan sambil lewa dan ala kadar. Salah satu punca yang dikenalpasti adalah kerana mereka menganggap kerja sebagai amalan rutin untuk mendapat upah atau hasil tanpa membabitkan perancangan, etika dan kualiti. Kerja merupakan” kesungguhan yang dilaksanakan oleh manusia bagi mendapatkan upah atau ganjaran”.Manakala ibadah bermaksud” kepatuhan dari ketaatan kita kepada ketinggian dan kekuasaan Allah yang diiringi kesanggupan menyerah diri kepadanya”. Apabila digabungkan ,ia bolehlah diertikan sebagai tugas atau tanggungjawab untuk meraih pendapatan dan keredhaan Allah. Sesungguhnya bekerja amat dituntut oleh Islam bagi membolehkan umat manusia mendapat rezeki kurniaan Allah dan secara tidak langsung menjadi mekanisme memakmurkan muka bumi ini. Ini menepati penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Allah Taala berfirman dalam surah AtTaubah ayat 105 yang bermaksud:“Katanakanlah(Wahai Muhammad):”Beramallah kamu(akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan RasulNya serta orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan; dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui perkara-perkara yang ghaib dan yang nyata, kemudian dia memberitahu kepada kamu apa yang kamu telah kerjakan”Segala tindakan dan kerja hendaklah berorientasikan kepada ciri-ciri serta nilai-nilai kerja sebagai amal soleh dan bersifat sepadu antara duniawi dan ukhrawi, rohani dan jasmani. Allah Taala berfirman dalam surah Al Jumaah ayat 10 yang bermaksud: “Kemudian setelah selesai solat,maka bertebaranlah kamu di mukabumi (untuk menjalankan urusan masing-masing), dan carilah limpah kurniaan Allah, serta ingatlah Allah sebanyak-banykanya(dalam setiap keadaan), supaya kamu berjaya(di dunia dan akhirat) Sesuatu kerja itu dikategorikan sebagai ibadah apabila ia bekerja untuk:
1.Bekerja untuk keperluan diri Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Jika pergi sesorang di antara kamu pada tengahari untuk mengambil kayu bakar dibelakangnya, sehingga dia dapat bersedekah darinya dan mencegah daripada meminta-minta maka yang demikian adalah lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain sama ada diberi atau tidak kerana tangan yang di atas adalah lebih baik daripada tangan yang dibawah, mulailah daripada yang terdekat.”
2. Bekerja untuk keperluan keluarga. Rasulullad S.A.W bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat cintakan kepada orang mu’min yang bekerja (Hadiht)”.
3. Bekerja untuk keperluan masyarakat Umum mengetahui tidak semua manusia mempunyia kepakaran dalam semua bidang. Untuk itu kemahiran individu dapat menyumbang kepada kesejahteraan masyarakat yang diklasifikasikan sebagai tuntutan fardhu kifayah sebagai menepati firman Allah yang bermaksud: “Bertanyalah pada orang yang lebih tahu jika kamu tidak mengetahui.”
4. Bekerja untuk memakmurkan bumi Allah Pekerjaan yang kita lakukan mempunyai hubungan kait yang rapat dengan unsur kehidupan manusia didunia selain memelihara segala nikmat Allah yang dikurniakan dimuka bumi ini. Manakala cirri-ciri kerja itu, dianggap sebagai ibadah apabila memenuhi perkara berikut:-
a) Niat kerana Allahb) Berteraskan Iman dan taqwac) Tidak meninggalkan yang wajibd) Mendapat ganjaran dunia dan akhiratNamum sesuatu kerja itu dianggap sebagai ibadah apabila :-a) Pekerjaan itu mestilah perbuatan yang harus atau boleh dikerjakan menurut syara’
b) Pekerjaan yang disertakan dengan niat dan diredhai Allah
c) Pekerjaan yang dilaksanakan dengan tekun, cekap dan bersungguh-sungguh
d) Pekerjaan berasaskan prinsip syariah seperti amanah, adil dan bertanggungjawab)
0 komentar:
Posting Komentar