Selamat Datang ! Suatu kehormatan bagi saya atas kunjungan anda di blog kumpulan Dalil Allah ini.jangan lupa untuk mampir lagi di alamat blog www.azkiahan.blogspot.com. Semoga mendapat sesuatu yang bermanfaat di Blog ini


Gadis Pujaan (Cerpen terindah)

KotaSantri.com -

8 Januari 1995 Ry, seperti biasa sore ini aku memandang ke luar jendela, nunggu someone. Seorang gadis yang tak kuketahui nama dan rumahnya dimana, tapi selalu kulihat setiap pagi dan sore berjalan di depan rumahku. Kamu tahu kan Ry, kalau aku suka sama "gadis pujaanku" sejak 2 tahun yang lalu. Ia membawa pesona yang lain dari yang lain. Wajahnya yang baby-face, hidungnya yang mancung, matanya yang bulat, bibirnya yang mungil dan rambutnya yang panjang ditambah kulitnya yang mulus, maka lengkaplah sudah ia menjadi "gadis pujaanku", Ry!

9 Januari 1995
Hari ini perasaanku kacau, Ry. Setelah melihat "gadis pujaanku" bergandengan tangan dengan cowok lain. Kamu bisa membayangkan dong, bagaimana perasaanku, Ry? Aku tidak rela melihat mereka berdua. "Si gadis pujaanku" digandengnya dengan mesra. Ingin rasanya memisahkan mereka, tapi apa dayaku? Aku bukan siapa-siapanya, Ry. Gimana, dong???

10 Januari 1995
Ry, setelah kejadian kemarin aku jadi nggak punya semangat hidup. Makan nggak enak, tidur tak nyenyak dan belajar pun tak mengerti. Pokoknya hari ini hari beteeee banget!

19 Februari 1995
Maaf ya Ry, udah sebulan nggak ketemu. Biasa lagi males, nich! Tapi kamu tetep jadi sohib terbaikku kok! Tau nggak Ry, ternyata "si gadis pujaanku" udah pegat ama cowoknya. Aku tau tahu itu waktu kemarin di Mall CINERE, mereka lagi marahan. Wuiih, aku jadi seneng deh, berarti masih ada kesempatan, dong! Pokoknya selama janur kuning belum terpasang, masih ada kesempatan lah!

20 Februari 1995
Ry, hari ini ada berita yang menggemparkan seluruh isi dunia, lho. (nggak juga sich!). Itu tuh, "si gadis puajaanku" potong rambut, bondol lagi! Tapi nggak apalah dia tetep cuantik kok, nggak kalah dech ama yang namanya Demi Moore. Dia jadi tambah imut, lho. Wah, coba kalau kamu punya mata Ry, kamu bakalan jadi sainganku dech! Percaya nggak??

25 April 1995
Nggak kerasa ya Ry, waktu berlalu dengan cepat. Aku udah mau ujian semester genap. Mau naik kelas III. Eh, ngomong-ngomong dia juga lagi pengen EBTANAS, nich! Kira-kira "si gadis pujaanku" masuk SMU mana ya? Masuk ke SMU-ku, nggak? Udah ah, jangan mikirin dia mulu kapan belajarnya, donk! N'tar nilainya jelek, dech. Nggak mauuuu...

13 Juli 1995
Eh Ry, sekarang aku udah kelas III SMU, nich! Udah gede yah, walau kadang-kadang aku masih merasa seperti anak kecil. Tapi hari ini aku lagi seneng banget soalnya nilai raportku lumayan bagus, rangking 3, boo!! Siiplah, koleksi Tamiya-ku nambah satu, dech. (hadiah dari bokap). Eh Ry, "si gadis pujaanku" ternyata masuk SMU favorit lho, SMU 999. Wow, nggak sembarangan orang tuh yang bisa masuk ke SMU itu. Ternyata "gadis pujaanku" pinter juga, yah! (Jadi bangga, nich!).

14 Juli 1995
Hari ini ada pemandangan aneh lho, Ry. "si gadis pujaanku" lagi MOS, deh! Tau kan MOS? Itu lho, Masa Orientasi Siswa. Soalnya rambutnya yang bagus itu diiket sembilan, terus bawa-bawa kardus Indomie pula dipunggungnya (kaya pemulung aja, ya!). Tapi "si gadis pujaanku" itu tetep aja cuaantik! Pokoknya didandanin seperti apapun, si gadis tetep aja cantik bagiku! (bener, lho!!).

19 Juli 1995
Hari ini aku dibikin malu sekelas, Ry. Dasar si doer Slamet, dia koar-koar ke seluruh isi kelas kalo aku lagi suka sama seorang gadis. Aku yang terkenal dingin ama cewek ini, jadi ketauan deh belangnya. Memang salahku juga sih, curhat di belakang buku matek's (habis lagi bete sih!). Terus dibaca deh, ama si doer Slamet. Tapi yang membuatku lebih malu lagi, itu ulahnya si Tejo cs. Mereka berteriak " Woro-woro! Ada kabar gembira lho, Temen kita yang satu ini udah normal kembali, lho!". Dasar gila!

21 Juli 1995
Surprise!! Hari ini "si gadis pujaanku" berangkat ke sekolah dengan penutup kepala alias kerudung. Aduh sayang deh, rambutnya yang lebat dan hitam itu tertutup oleh sehelai kain. Tapi biarlah, dia tetep cantik bagiku dengan tubuhnya yang langsing dan kulit wajahnya yang putih itu, Ry. Nggak apa-apa dong, Ry!

22 November 1995
Dari hari ke hari aku nambah bingung lho, Ry! "Si gadis pujaanku" banyak berubah. What's happened with my girl? Awalnya dia potong rambut terus pake kerudung dan sekarang dia pakai jubah (gamis), Ry! Coba bayangkan, tubuhnya yang langsing itu tidak terlihat lagi. Tapi ada yang aneh deh. Apanya yah? Oh iya, dia nambah anggun lho!

14 Maret 1996
Hari ini aku nekat ngikutin dia, Ry. Kebetulan hari ini kan hari Minggu, lagi libur sekolah. Tapi "si gadis pujaanku" seperti biasa dengan jubahnya yang dikenakannya itu, dia pergi entah kemana yang nantinya aku juga akan tau. Selama perjalanan aku berusaha agar nggak diketahui olehnya, hingga pada suatu tempat ia berhenti dan masuk ke dalam gedung. Ada acara apa, ya? Ternyata acara seminar. Setelah aku baca spanduk besar yang terpampang dengan judul "INDAHNYA ISLAM", aku jadi tertarik dengan acara tersebut, Ry. Akhirnya aku ikuti acara tersebut sampai habis, kemudian pada akhirnya aku merasakan ada suatu kalimat yang membuat aku terkesima yaitu ketika pembicara mengatakan "... Allah bukan hanya sebagai pencipta, melainkan Dia juga sebagai pengatur. Segala sesuatu diatur oleh-Nya, termasuk segala perbuatan kita. Dan Islam mempunyai semua aturan itu". Karena kalimat itulah aku merasa terpanggil untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang agamaku sendiri. Tanpa terasa si gadis pun terlupakan olehku, Ry.

29 Oktober 1996
Ry, sudah tujuh bulan ini aku belajar tentang Islam. Mulai dengan membaca buku-buku tentang Islam, mendengar ceramah sampai mengikuti berbagai seminar. Seperti halnya pada hari ini, aku mengikuti sebuah seminar yang berjudul "Nidzon Istima'i fil Islam" (Sistem Pergaulan dalam Islam). Dari sini aku mulai mengetahui mengapa si gadis memakai jilbab (pakaian longgar yang menutupi tubuh tanpa potongan alias jubah), karena itu memang sudah menjadi kewajibannya, terus larangan berpacaran, kewajiban ghadul bashar (memelihara pandangan), dan masih banyak lagi. Dari seminar kali ini aku juga dapat kenalan baru, lho! Namanya Kak Faisal, orangnya baik dan banyak mengetahui tentang Islam. Kamu pasti akan suka dia deh, Ry!

8 Januari 1997
Ry, aku sudah tau segalanya. Aku harus melupakan "si gadis pujaanku". "Kalau memang jodoh nggak akan kemana", begitu kata kak Faisal. Dan aku jadi sadar bahwa hanya Allah dan Rasul-Nyalah cinta sejatiku. Mulai saat ini pun aku mulai belajar Islam dengan kak Faisal, Ry.

9 Februari 2001, Empat tahun kemudian...
Lama aku nggak punya catatan harian, Ry. Sekarang aku sudah dewasa, sudah kerja. Bukan lagi anak SMU ataupun anak kuliahan. Ry, kamu masih ingat kan dengan "si gadis pujaanku"? Sekarang aku sudah tau namanya, bahkan alamatnya. Namanya Safitri Azkiyah tertulis di atas kartu undangan dengan tinta emas bersama dengan namaku, Adhan Ramadhan, SE. Ya, kamu benar Ry! Dia akan menjadi istriku besok. Kalo jodoh memang tak kan kemana! (Unknown) 

UN SD



Suara Merdeka

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SD akan
berjalan lancar.

Kasus seperti yang terjadi pada pelaksanaan UN jenjang SMP dan SMA sederajat tidak akan terulang kembali.
Pasalnya, penggandaan naskah soal UN SD menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi sepenuhnya, sehingga distribusi tidak akan menjadi hambatan. ”UN SD kami serahkan sepenuhnya kepada provinsi, termasuk pengadaan soal,” kata Mendikbud Mohammad Nuh di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi X DPR, di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, proses tender pengadaan harus dilakukan secara terbuka oleh pemerintah daerah. Dengan demikian, tender pengadaan tidak mesti dimenangi percetakan di daerah tersebut.
”Tidak harus dari percetakan lokal, yang penting urusan kualitas dan distribusi lancar,” tutur Nuh.

Persoalan Teknis

Kepala Dinas Provinsi DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, pemenang tender pengadaan naskah soal UN SD di DKI Jakarta justru dimenangi percetakan dari daerah lain.
”Kami sudah melakukan tender terbuka dan dimenangi salah satu pemenang tender pencetakan naskah UN SMA dan SMP. Bukan percetakan Jakarta,” ungkap Taufik.

Seperti diketahui, kekacauan pelaksanaan UN SMA dan SMP disebabkan oleh persoalan teknis dan pendistribusian dokumen UN oleh salah satu percetakan pemenang tender. Dampaknya, sejumlah daerah terpaksa menunda penyelenggaraan UN SMA.

Hal itu yang menyebabkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) angkat bicara. Rekomendasi yang dikeluarkan BPK, pengadaan naskah sebaiknya dilimpahkan lagi ke daerah masing-masing.

Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pelaksaan UN Tahun 2013 mencapai Rp 644.246.827.000, sebesar Rp 515.496.127.000 untuk UN tingkat SMP dan SMU, sedangkan Rp 127.960.093.000 dianggarkan untuk pelaksanaan UN  tingkat SD.

Sementara itu, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Mungin Eddy Wibowo mengatakan, materi soal UN SD dibuat di provinsi dan sudah selesai sejak 18 April. Selain dosen, dan Pupendik, guru juga dilibatkan dalam proses pembuatan soal.

”Sebanyak 25% dibuat oleh pusat, kemudian digabung. Setelah itu diserahkan ke panitia tingkat provinsi untuk segera ditindaklanjuti dan dicetak sesuai dengan POS,” ujarnya. (K32-37)

UN 2013 SMP: Di Bekasi, Masih Banyak Ditemukan Lembar Soal Bermasalah

UN 2013 SMP

KABAR24.COM, JAKARTA–Panitia penyelenggara ujian nasional SMP dan sederajat Kota Bekasi, Jawa Barat, masih menemukan sejumlah permasalahan di hari kedua penyelenggaraan.
“Kali ini kami menemukan adanya lembar halaman soal yang hilang, barcode ganda, dan lembar soal dan jawaban yang tidak sesuai,” ujar Pengurus Subrayon 3 Kota Bekasi, Marno  di Bekasi, Selasa (23/4).
Menurut dia lembaran soal bermasalah itu sedang didata di subrayon 3 SMPN 4 Kota Bekasi, Perumnas I, Bekasi Selatan.
“Jumlah soal Bahasa Inggris dengan lembar jawaban Bahasa Indonesia terdata baru dua eksemplar. Kemungkinan jumlahnya masih bisa bertambah dari subrayon lain,” katanya.
Persoalan barcode ganda pada lembar soal dan  jawaban, menurut Marno, sempat membuat panik siswa yang khawatir hasil kerjanya tidak terdeteksi mesin pemindai.
“Dalam satu lembar paket soal terdapat dua barcode berbeda,” ujarnya.
Menurut dia, sejumlah siswa juga ada yang meminta penggantian soal karena lembar soal yang hilang.
Guna mengatasi sejumlah persoalan itu, kata dia, pihaknya terpaksa menggunakan paket soal cadangan dari ruang yang lain.
“Satu-satunya cara ialah menggunakan soal yang sama dari ruangan yang lain, sebab dalam satu ruang seluruh soal berbeda,” katanya. (Antara/aw)

Sabar

Arti, Dalil, dan Macam Sabar


sabar itu pahit DP BBM   Sabar dan sabar adalah kunci segalanya
   Siapa diantara kita yang tidak pernah mendengar tentang kesabaran, lima kata yang amat sering telinga kita mendengarnya, cukup mudah diucapkan, namun amat sulit untuk bisa mengaplikasikan, serta mendudukan arti kata sabar itu sendiri dalam setiap aktivitas yang kita jalani dalam mengarungi roda kehidupan nan penuh tantangan dan cobaan. Disini pemakalah akan menguraikan sedikit tentang arti, macam sabar merujuk pada apa yg Allah firmankan dalam kitab-Nya, beserta sabda rasul dalam hadistnya.
Dalil tentang sabar dan keutamaannya :
يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا اسْتَعِيْنُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوةِ  اِنَّ اللهَ مَعَ الصَّا بِرِيْنَ
“ Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar “. (QS. Al-Baqarah: 153)
يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَا بِرُوا وَرَا بِطُوا  والتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“ Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga(diperbatasan negrimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung “. (QS. Ali Imran: 200)
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا
“ Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka bersabar “. (QS. As-Sajdah: 24)
Arti Sabar dan Pengaruhnya Dalam Keseharian
    Sabar, seperti dinukil dari kamus praktis bahasa Indonesia terbitan Ganeca Exact. Mempunyai arti tidak mengeluh atau marah atas segala musibah yang menimpa seseorang, juga bisa berarti tenang, dan telaten. Istilah atau kata sabar muncul kurang lebih seratus kali dalam al-Qur’an dan hadis Nabi, bermakna ketabahan, bukan menahan kemalangan atau tunduk kepada keadaan yang tidak menyenangkan.
    Umumnya orang mengetahui bahwa sabar hanya satu jenis saja, yaitu sabar dikala kita mendapatkan suatu musibah, ketika ada kerabat maupun sanak saudara yg istrinya atau anaknya meninggal, kita sering katakan “ yang sabar ya “. Begitupun ketika ada kawan kita yang berbaring dirumah sakit, kita ucapakan “ yang sabar ya dalam menjalani cobaan hidup “,.
    Nyatanya merujuk pada salah satu hadist Rasulullah Saw, sabar itu ada tiga macamnya : sabar jalani penderitaan, sabar kerjakan ketaatan, dan sabar tinggalkan kemaksiatan. Siapa sabar menjalani musibah penderitaan, Allah angkat baginya tiga ratus derajatnya. Siapa yang sabar mengerjakan ketaatan, Allah angkat baginya enam ratus derajatnya. Siapa sabar meninggalkan kemaksiatan, Allah angkat baginya sembilan ratus derajatnya.
   Pertama adalah sabar saat menghadapi musibah, sebagaimana yang banyak dikenal banyak orang umumnya. Namun seperti diterangkan hadist diatas, dibandingkan dua macam sabar lainnya maka ini mempunyai nilai yang paling rendah, sebab sudah pasti orang yang terkena musibah sepatutunya bersabar, apabila tidak maka ia akan mendapatkan musibah tiga kali, yaitu musibah itu sendiri, yang sudah barang tentu tidak menyenangkan dirinya. Kemudian penyakit hati yang akan bersarang dihatinya akibat musibah tersebut, karena seseorang yang tidak mau bersabar dikala dapat musibah ia akan terserang penyakit jiwa alias stres, terakhir adalah hukuman dari Allah, karena menyalahi perintah-Nya, yaitu bersabar saat terkena musibah. Allah berfirman :
مَا عِنْدَ كُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَا نُوا يَعْمَلُوْنَ
“ Apa yang disisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal. Dan kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “ (an-Nahl: 96)
 Oleh karena itu bersabarlah tatkala musibah itu menimpa kita.
    Sabar berikutnya, yang nilainya lebih besar adalah sabar dalam menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Karena sabar dalam hal ini lebih berat ketimbang sabar dalm menghadapi musibah. Abdullah bin Umar RA, pernah suatu ketika menulis surat kepada Musya al- Asy’rinyang berbunyi, “Engkau harus berlaku sabar. Harap diketahui bahwa sabar itu ada dua macam, yang satu lebih utama dari yang lainnya. Sabar di dalam musibah yang menimpanya adalah baik, tetapi bersabar terhadap hal-hal yang diharamkan Allah adalah lebih baik lagi. Harap diketahui juga bahwa sabar adalah separuh dari iman. Hal itu disebabkan bahwa takwa adalah perbuatan baik yang paling utama sedang takwa itu memerlukan kesabaran”.
   Sabar atas musibah dinilai lebih ringan karena memang apa yang bisa kita lakukan dan tidak ada pilihan lain bagi manusia dalam menghadapinya. Musibah adalah taqdir bagi manusia meskipun kadang akibat dari perbuatannya sendiri juga. Sedangkan sabar untuk selalu taat dalam menjalankan setiap hal yang Allah perintahkan memang  lebih berat, dikarenakan manusia mempunyai nafsu yang cenderung untuk melawan kehendak Ilahi, yang kebanyakan manusia menjadi budak dan tak mampu dalam mengendalikan nafsu tersebut. Akhirnya adalah ketergelincirannya dalam lubang kemaksiatan, demikian juga berbeda dengan sabar ketika menghadapi musibah, masih ada orang yang akan menghibur kita, tetapi tidak dalam sabar melakukan ketaatan pada setiap perintah-Nya.
   Bahkan Allah sendiri berfirman dalam al-Qur’an:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِا لصَبْرِ وَالصَلَوةِ  وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلاَّ عَلَي الْخَاشِعِيْنَ
“ Dan mohonah pertolongan(kepada Allah) dengan sabar da shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang ang khusyuk “ (al-Baqoroh :45).
    Artinya shalat itu berat, penuh dengan namanya kesabaraan, ketekunan, dan ketabahan. Hanya orang yang khusyuk tidak berat untuk mengerjaka itu semua. Itu baru shalat, belum puasa, zakat, jihad, Dan sebagainya yang butuh pengorbanan dan perjuangan lebih berat. Untuk mengerjakan ketaatan dibutuhkan kesabaran, wajarlah bila sabar dalam melaksanakan ketaatan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada menghadapi musibah.
    Sedangkan sabar dalam menghadapi atau meninggalkan kemaksiatan lebih berat lagi. Sabar seperti ini tiga kali lipat beratnya dari sabar dalam menghadapi musibah. Hawa nafsu manusia yang mengebu-gebu malah justru condong menyuruh melakukan kemaksiatan dari pada kebaikan. Banyak sekali contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan kita, misalkan, seorang hakim yang sedang melakukan sidang sebuah kasus korupsi, tiba-tiba datang kepadanya salah seorang suruhan dari sang tersangka dengan membawa uang atau istilah lainnya yang sering kita kenal dengan sogok(suap), agar ia terbebas dari hukuman. Kalo misalnya serang hakim tak memiliki iman yang kuat maka terjadilah suap-menyuap tersebut, perbuatan yang amat sangat dilarang oleh agama.
      Disinilah kesabaran dalam melakukan kemaksiatan di uji. Juga terhadap seorang pemuda yang dihadapkan pada kondisi sedang berduaan dengan seorang wanita yang amat dicintainya, ditempat sepi serta merta wanita tersebut menawarkan kesuciannya pada lelaki tersebut, sudah bisa dibayangkan apa yang terjadi setelah itu apabila pemuda tadi tidak punya iman dan kesabaran yang kuat. Selaras dengan kisah Nabi Yusuf yang digoa oleh Zulaikha. Maka tak salah bila Nabi memberi pahala yang tinggi pada orang-orang yang sabar dalam hal ini, karena tidak semua orang mampu melakukannya dalam kondisi tersebut.
    Bahkan Rasulullah SAW bersabda bahwa sabar adalah harta yang terpendam di dalam surga :
الصبر كنز من كنوز الجنة
“ kesabaran itu adalah harta terpendam disurga “
   Maka dari itu :
    Apakah kita mempunyai solusi selain bersabar dalam hal-hal yang menimpa dan menjalani   apa yang terjadi di kehidupan kita?              
     Apakah kita juga mempuyai senjata lain yang dapat kita gunakan selain bersabar?
  
Daftar pustaka
Handrianto Budi, Kebeningan Jiwa Percikan renungan hikmah (Jakarta: Gema Insani, 2007)
Al-Qarni ‘Aidh, La Tahzan, diterjemahkan oleh Samson Rohman (Jakarta: Qisthi Press, cet ke-50, 2010)
Reza Sulthani Ghulam, Hati yang Bersih Kunci Ketengan Jiwa, diterjemahkan Abd. Ali (Jakarta: Madani Grafika, 2004)
Al-Ghazali Imam, Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin, penerjemah Zeid Hussein Al-Hamid (Jakarta: Pustaka Amani cet ke-2, 2007)

Lagi, Lembar Jawaban dan Soal UN SMP Bermasalah


BANDUNG, (PRLM).- Tipisnya lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) 2013 dikeluhkan para siswa SMP. Siswi SMPN 2 Kota Bandung Kelas IX Nuzulridha R.R menyebutkan, kualitas lembar jawaban UN (LJUN) sangat jelek. Kualitas kertas lebih tipis dan ada beberapa yang terdapat bintik-bintik. Selain itu juga untuk terdapat beberapa kesalahan pengetikan dalam lembar soal. Misalnya kata "karung" menjadi "karang" dan kata "biaya" menjadi "buaya".
"Waktu UN SD lembar jawabannya lebih tebal dan putih. Sementara kalau sekarang LJUN lebih tipis dan ada beberapa bintik-bintik. Soalnya juga seperti (dicetak di) kertas buram," kata Nuzul di SMPN 2 Kota Bandung, Jln. Sumatera, Kota Bandung, Senin (22/4/2013).
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 9 Ipin Hanafi mengkui LJUN memang kualitasnya lebih bagus tahun lalu. Saat ini LJUN dan soal dijadikan satu maka kemungkinan kualitas kertasnya sama dengan kualitas soal yang biasanya lebih tipis. Menurut dia, kualitas kertas soal jelek, tapi LJUN harus kualitas lebih bagus.
"Siswa tidak perlu khawatir, jika kertas soal lecek atau ada gangguan selama barcodenya tidak terganggu mudah-mudahan tidak ada masalah. Asal barcodenya tidak terganggu," kata Ipin.
Permasalahan LJUN juga ditemui pada pelaksanaan UN di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Bandung. Wakil Kepala SLBN A Wiyata Guna Tarman mengakui pada pelaksaan UN jenjang SMP pun para siswa kembali tidak mendapatkan LJUN. Hal ini juga terjadi pada pelaksaan UN jenjang SMA sebelumnya. Dia pun sampai saat ini tidak mengetahui kenapa SLB tidak mendapatkan LJUN.
"Mereka menjawab pertanyaan di kertas brillo. Nanti akan dialihhurufkan oleh panitia menjadi huruf kapital di lembar jawaban yang baru. Sampai sekarang pun saya tidak tahu kenapa kami tidak dapat lembar jawaban UN," kata Tarman. (A-208/A_88)***

Untuk Adik-adik di Rumah

Waktu itu tahun 1987. Saya berkesempatan mewakili sekolah dalam Temu Diskusi Pelajar SLTA se Jakarta Bogor Tangerang dan Bekasi, untuk membahas masalah narkotika dan penanggulangannya.

Diskusi dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok berisi sepuluh pelajar. Saya beruntung bisa berada dalam kelompok diskusi yang hebat. Rekan-rekan diskusi saya semua sangat periang, humoris tapi juga 'berisi.' Bukan hal aneh, sebab kebanyakan dari mereka peraih ranking I di sekolah masing-masing.

Setelah salat Dzuhur, kami makan siang. Paket nasi, lauk, sayur dan buah ditaruh dalam dus. Kami diminta makan siang bersama kelompok diskusi masing-masing. Saya melihat Toto (bukan nama sebenarnya) dari sbuah SMU di Jakarta Timur, ketua kelompok diskusi kami, tidak makan.

"Mengapa tidak makan, To? Kamu nggak lapar?"

Dia tersenyum. "Makasih."

"Kamu puasa, ya?' tebak saya.

Ia mengangguk.

"Hari Rabu begini?"

Ia mengangguk lagi. "Jatah saya dibawa pulang."

Semua asyik makan dan tak lagi mempedulikan Toto.

"Wah, saya kenyang nih, nasinya kebanyakan...," suara seorang teman lelaki kami.

"Ya, gue juga nggak habis nih!" timpal yang lain.

Sari dari SMA 1, yang duduk di samping saya juga tak menghabiskan makannya. Lalu tiba-tiba saya juga merasa sangat kenyang.

Selesai makan kami menaruh kardus sisa makanan di kolong meja masing-masing dan bersiap-siap mengikuti ceramah di ruang utama.

Karena notes saya ketinggalan, setengah berlari saya pun kembali ke ruang diskusi ditemani Sari.

Saya hampir tak percaya dengan apa yang kami lihat di ruang diskusi. Tak ada siapa pun. Hanya Toto yang sedang melongok meja kami masing-masing dan mengeluarkan kardus sisa makanan kami semua. Saya menatapnya tak mengerti. Dan sebelum saya bertanya, Toto tersenyum, setengah menunduk.

"Untuk adik-adik di rumah, ...mereka pasti gembira...."

Saya tak sanggup berkata sepatah pun. Sari menggigit bibirnya sendiri. Sesuatu yang pedih merembesi relung-relung batin kami. Hanya mata ini yang semakin berkaca-kaca.

Mensucikan Hati dan Keutamaannya

MENCUSIKAN HATI

Allah berfirman yang artinya, “(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89)
Ibnu Katsir berkata, “‘(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna’ Artinya, harta seseorang tidak akan bisa menjaga diri orang tersebut dari azab Allah, walaupun dia menebusnya dengan emas seluas dan sepenuh bumi. ‘Dan tidak pula anak-anak laki-laki’, artinya tidak pula bisa menghindarkan dirinya dari azab Allah, walaupun dia menebus dirinya dengan semua manusia yang bisa memberikan manfaat kepadanya. Yang bermanfaat pada hari kiamat hanyalah keimanan kepada Allah dan memurnikan peribadatan hanya untuk-Nya, serta berlepas diri dari kesyirikan dan dari para pelakunya. Oleh karena itu, Allah kemudian berfirman, ‘Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.’ Yaitu, hati yang terhindar dari kesyirikan dan dari kotoran-kotoran hati.”
Imam asy-Syaukani berkata, “Harta dan kerabat tidak bisa memberikan manfaat kepada seseorang pada hari kiamat. Yang bisa memberikan manfaat kepadanya hanyalah hati yang selamat. Dan hati yang selamat dan sehat adalah hati seorang mukmin yang sejati.”
Ayat-Ayat yang Lain
1. Allah berfirman,
“(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” (QS. ash-Shaffat: 84)
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata di dalam tafsirnya, “Yakni dia datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat dari kesyirikan, syubhat-syubhat, dan syahwat-syahwat yang bisa menghalanginya dari mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Apabila hati seorang hamba telah selamat dari hal-hal di atas, maka hati tersebut akan terhindar dari segala keburukan-keburukan, dan sebaliknya hati tersebut akan memunculkan kebaikan-kebaikan. Dan di antara bentuk keselamatan hati adalah bahwa ia selamat dari perbuatan menipu daya manusia, serta selamat dari hasad dan dari berbagai bentuk akhlak yang tercela.”
2. Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang.’” (QS. al-Hasyr: 10)
Imam asy-Syaukani berkata tentang ayat di atas yang maknanya bahwa yang dimaksud orang-orang yang datang setelah para sahabat adalah semua orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan mereka untuk memohon ampunan untuk diri mereka sendiri dan juga untuk para pendahulu mereka yang telah mendahului mereka dalam beriman. Allah juga memerintahkan mereka untuk berdoa kepada-Nya agar dihilangkan dari hati mereka perasaan ghill, yaitu rasa dendam, dongkol, dan dengki terhadap kaum mukminin -dan tentunya yang menduduki peringkat utama dalam golongan kaum mukminin adalah para sahabat karena merekalah generasi paling mulia dari umat ini.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Doa ini berlaku secara umum untuk semua kaum mukminin baik dari kalangan sahabat atau umat sebelum sahabat atau generasi-generasi setelah sahabat. Dan ini termasuk di antara keutamaan-keutamaan iman, yaitu bahwa kaum mukminin itu saling memberi manfaat satu sama lain, saling mendoakan satu sama lain. Semua itu karena adanya kebersamaan dalam keimanan yang berimplikasi adanya ikatan ukhuwwah antar mukmin, yang di antara cabangnya adalah saling mendoakan dan saling mencintai antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, Allah menyebutkan dalam doa tersebut permintaan dihilangkannya rasa ghill dari hati mereka, sedikit ataupun banyak. Apabila sifat ghill tersebut telah hilang dari hati, maka akan muncul sifat yang menjadi lawan dari sifat tersebut, yaitu rasa cinta antara sesama mukmin, saling menolong dan menasehati, serta sifat-sifat terpuji lainnya yang termasuk hak-hak orang mukmin yang harus ditunaikan.”
Hadits-Hadits Rasulullah
1. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, beliau berkata, “Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Siapakah orang yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.’ Para sahabat berkata, ‘Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah menjawab, ‘Dia adalah orang yang bertakwa (takut) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya serta tidak ada pula dendam dan hasad.’” (Dikeluarkan oleh Ibnu Majah 4216 dan Thabarani, dan dishahihkan oleh Imam Albani di dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah)
2. Diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘… Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia itu adalah hati.’” (Muttafaq ‘alaihi)
3. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, beliau berkata, “Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah. Tiba-tiba beliau berkata, ‘Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.’ Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal. Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengan keadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama. Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti pemuda tersebut (ke rumahnya), lalu berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari. Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut.’ Pemuda tersebut berkata, ‘Ya, tidak apa-apa.’”

Penghafal Quran


“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan).AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)

 “Orang-orang yang tidak punya hafalan Al-Quran sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mu runtuh.” (HR Tirmidzi)

 “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)

Dalil Al-Qur'an Tentang ADANYA TUHAN

Dalil Al-Qur'an adanya Tuhan
image: sulitbelajar.wordpress.com
Berikut adalah dalil-dalil tentang adanya wujud Tuhan yang diterangkan oleh Al-Qur'an secara logika, ALLah taala berfirman:

رَبُّنَا الَّذِىْۤ اَعْطٰـى كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى
Yakni, Tuhan adalah Dia Yang telah menganugerahkan kepada tiap sesuatu penciptaan/kelahiran yang sesuai dengan keadaannya, kemudian menunjukinya jalan untuk mencapai kesempurnaannya yang diinginkan (20:50).

Kini jika memperhatikan makna ayat tersebut kita menelaah bentuk ciptaan -- mulai dari manusia hingga binatang-binatang daratan dan lautan serta burung-burung -- maka timbul ingatan akan kekuasaan Ilahi. Yakni, bentuk ciptaan setiap benda tampak sesuai dengan keadaannya. Para pembaca dipersilahkan memikirkannya sendiri, sebab masalah ini sangat luas.

Dalil (Ayat) al-Quran Tentang Ilmu Pengetahuan

Tentang Ilmu Pengetahuan

Surah Yunus ayat 5 – 6

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَ الْقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ, مَا خَلَقَ اللهُ اِلاَّ بِالْحَقِّ, يُفَصَّلُ الْاَيَتِ لِقَوْمِ يَّعْلَمُوْنَ. اِنَّ فِى اخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَ النَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللهُ فِى السَّمَوَتِ وَ الْاَرْضِ لِاَيَتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُوْنَ
Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu), Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Yunus: 5-6).

Penjelasan Ayat:

Surah Yunus ayat 5 di atas berkaitan erat dengan pengetahuan tentang alam semesta, khususnya bulan dan bintang. Kedua benda alam tersebut adalah ciptaan Allah.

Allah telah menciptakan matahari bersinar di waktu siang dan rembulan bercahaya di waktu malam serta mengatur kehidupan dengan indah. Matahari mempunyai manfaat yang sangat besar, di antaranya bumi ini mendapat cahaya dan panas dari matahari, sedang sinar matahari itu sangat diperlukan untuk kehidupan, baik bagi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

Bumi berputar mengelilingi matahari lalu terjadilah siang dan malam. Mana yang menghadap matahari menjadi terang (siang) dan mana yang membelakangi matahari menjadi gelap gulita (malam). Bersamaan dengan itu nampaklah cahaya rembulan.

Dalam perjalanan bulan pada manzilah-nya, Allah telah menentukan tempat-tempat persinggahannya pada setiap malam. Bulan itu singgah pada salah satunya, tanpa melampaui dan tanpa keterlambatan. Bulan dapat dilihat dengan mata kepala sendiri pada tempat-tempat persinggahan tersebut, sedang pada beberapa malam lainnya ia tidak bisa dilihat. Pada awal bulan nampak seperti sabit, seterusnya ia nampak semakin jelas dan besar. Pada tanggal 15 kelihatan sempurna yang disebut bulan purnama. Setelah itu berangsur mengecil dan mengecil, sampai akhirnya seperti sabit kembali. Dan begitulah seterusnya.

Demikianlah Allah mengatur peredaran matahari dan bulan dengan rapi dan teratur dari hari ke bulan, dari bulan ke tahun, dan seterusnya tanpa menyimpang dari peredarannya.

Di lain ayat, Allah swt. berfirman:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللهَ يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَ يُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَ سَخَّرَ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِيْ اِلَى اَجَلٍ مُسَمًّى وَ اَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ لقمان
Artinya: “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Lukman: 29).

Dan pada surah Ibrahim ayat 33 Allah swt. menegaskan:

وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ وَ سَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَ النَّهَارَ ـ ابراهيم
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (Q.S. Ibrahim: 33).

Dengan adanya sifat pada kedua benda angkasa (matahari dan bulan) seperti dijelaskan di atas (yaitu telah ditentukan tempat-tempat peredarannya) itu dimaksudkan supaya kita dapat mengetahui perhitungan waktu, hari, dan perhitungan bulan. Dengan demikian manusia dapat mengetahui waktu ibadah dan muamalahnya. Perhitungan yang berdasarkan peredaran bulan lebih mudah untuk diketahui, seperti menentukan waktu sholat, awal ramadhan, Idul Fitri, haji, dan sebagainya. Dan yang berkaitan dengan perbuatan lainnya.
Dalil (Ayat) al-Quran Tentang Ilmu Pengetahuan
Illustration from image google
Kemudian di akhir ayat 5 Allah menjelaskan bahwa Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Artinya Allah tidak menciptakan matahari bersinar dengan cahayanya yang menyinari planet-planet dan tidaklah pula menciptakan rembulan yang cahayanya diambil dari matahari, kecuali dengan sistem yang rapi dan teratur sehingga berguna bagi kehidupan makhluk termasuk manusia. Jadi, semua itu diciptakan dengan hak, tidak dengan sia-sia. Semua ini menjadi bukti bahwa yang mengatur semua kehidupan ini adalah Zat Yang Maha Sempurna, yaitu Allah swt.

Allah menerangkan hikmah ciptaan-Nya itu menjadi bukti kerasulan rasul-rasul-Nya secara rinci dengan menyebutkan satu-persatu, baik yang dapat dilihat melalui dalil-dalil yang terdapat pada alam semesta atau dalil-dalil akal bagi kaum yang mengetahui.

Kemudian pada ayat 6, Allah menegaskan peristiwa pergantian malam dan siang, juga panjang dan pendeknya siang dan malam sesuai dengan peredaran posisi bumi terhadap matahari, dan matahari beredar pada porosnya dan bulan beredar pada falaknya hari demi hari sepanjang tahun, serta tingkah laku makhluk, baik berupa tidur, diam, atau melaksanakan pekerjaan, dan apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi seperti keadaan benda mati, tumbuhan, binatang, termasuk halilintar, kilat, awan hujan, dan lain sebagainya.

Semua itu merupakan bukti-bukti yang jelas akan adanya Yang Maha Pencipta. Keesaan-Nya dan Kebijaksanan-Nya dalam menciptakan makhluk yang begitu kokoh dan bermanfaat untuk kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Allah mempunyai sunnah-Nya dalam memelihara ciptaan-Nya yang disebut sunnatullah atau hukum alam.

Ayat-ayat di atas hendaknya menjadi motifasi bagi umat Islam agar mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan alam semesta ini, sehingga mempertebal keyakinannya terhadap Allah swt. sebagai pencipta Yang Maha Agung.

*) Dari berbagai sumber
\

ANJURAN UNTUK MENIKAH

 Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya. Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar. Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya. Berikut adalah Kumpulan Dalil Tentang Ajuran Menikah : Al-Qur'an “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32). 2. “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49). 3. ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36). 4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72). 5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21). 6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71). 7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1). 8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26). 9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa’ (4) : 3). 10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36). 11. Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An-Nuur:32) 12. “Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra 32) 13. “Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189) 14. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26) Demikian yang saya sampaikan semoga bermanfaat... amienn

Menjaga pandangan

3 Faidah Agung Menjaga Pandangan
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Semoga sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Nabi akhir zaman Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam. Salah satu ajaran mulia dalam islam adalah menundukkan pandangan bahkan ia diperintahkan Allah ‘azza wa jalla kepada orang-orang yang beriman dari hamba-hambanya, dan ini menunjukkan mulianya apa yang diperintahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman[1], “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] : 30). Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutan menundukkan pandangan dari pada menjaga kemaluan, maka hal ini menunjukkan pentingnya menundukkan pandangan sebagai sarana untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang dapat merasuk ke dalamnya, setelah itu barulah hati itu dapat tumbuh dan berkembang dengan diberi makanan hati yang berupa amal keta’atan sebagaimana badan yang juga butuh makanan agar dapat tumbuh dan berkembang. Maka pada kesempatan ini kami nukilkan 3 faidah yang sangat agung dari suatu ibadah yang agung, yaitu menundukkan pandangan dari apa yang dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah secara ringkas[2], [1.] Faidah Pertama, dapat merasakan manisnya iman, dimana ia merupakan suatu hal yang lebih baik, lebih lezat dari apa yang ia palingkan matanya dari melihatnya dan yang ia tinggalkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka barangsiapa yang meninggalkan sesuatu apapun karena Allah maka Allah ‘azza wa jalla akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan tersebut. Sebagaimana dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ “Sesungguhnya tidaklah sesuatu yang kalian tinggalkan karena Allah ‘azza wa jalla kecuali pasti akan Allah gantikan untukmu dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan”[3]. Ibnul Qoyyim rohimahullah menyebutkan bahwa, “Pandangan itu merupakan utusan hati, hatilah yang mengutus pandangan untuk melihat apa yang bisa dikabarkannya dari keindahan apa yang terlihat. Kemudian dari apa yang dilihat inilah muncul rasa rindu, yang kemudian berubah menjadi rasa cinta yang selanjutnya rasa cinta ini dapat berubah menjadi rasa cinta yang bersifat penghambaan, sehingga hatinya menjadi hamba apa yang dia cintai yang semula hanya berawal dari apa yang dia lihat. Sehingga akhirnya mengakibatkan letihnya hati dan hatinya akan menjadi tawanan apa yang ia lihat. Kemudian sang hati yang telah letih ini mengeluhkan keletihannya pada pandagan, namun apa yang dikatakan pandangan tidaklah seperti yang dia harapkan. Dia mengatakan, “Aku hanyalah sebagai utusanmu dan engkaulah yang mengutusku”[4]. Maka semakin bertambahlah sakit yang dirasakan hati dan beginilah salah satu ujian bagi hati yang kosong dari kecintaan kepada Allah dan ikhlas kepadaNya, sehingga dengan ini terlihatlah bagi kita dampak buruk dari tidak menjaga pandangan[5]. Kemudian Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan, “Sesungguhnya hati itu pasti bergantung apa yang dicintainya, maka barangsiapa yang tidak menjadikan Allah lah satu-satunya yang dia cintai dan ilaah yang dia sembah sudah barang tentu hatinya akan menyembah/beribadah kepada selainNya”[6]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Yusuf ‘alaihis salam, كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ “Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran (khianat[7]) dan kekejian (keinginan untuk berzina[8]). Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas dalam kerta’atannya[9]”. (QS : Yusuf [12] : 24). Maka lihatlah saudaraku betapa Allah ‘azza wa jalla kaitkan antara menjadi hamba yang ikhlas dalam keta’atannya kepada Allah, dimana salah satu jalannya adalah dengan memalingkan pandangan dari sesuatu yang haram dilihat[10] dan ini adalah salah satu sebab Nabi Yusuf alaihis salam bisa berpaling dari perzinaan dan pengkhianatan padahal saat itu Beliau adalah seorang yang masih muda, belum menikah, terasing dan seorang budak dari majikan suami orang yang mengajaknya berzina. [2.] Faidah Kedua, membuat hati menjadi bercahaya dan melahirkan firasat yang benar. Ibnu Syujaa’ Al Karmani rohimahullah mengatakan, “Barangsiapa yang menjaga dhohirnya dengan mengikuti sunnah dan batinnya dengan perasaan selalu diawasi Allah ‘azza wa jalla (muroqobah), menahan diri dari mengikuti syahwat, menundukkan pandangan dari melihat hal-hal yang haram dan menjaga diri untuk tidak makan yang haram maka firasatnya tidak akan meleset”. Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menceritakan kaum Nabi Luth alaihis salam dan musibah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada mereka kemudian setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi Al Muwassimin[11]”. (QS : Al Hijr [15] : 75). Al Muwassimin dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah sebagai orang-orang yang penglihatan mereka selamat dari melihat hal-hal yang haram dan keji[12]. Dalam surat An Nuur Allah ‘azza wa jalla berfirman tentang manfaat yang diperoleh orang-orang yang menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan kemaluannya[13] : اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”. (QS : Al Nuur [24] : 35). Setelah membawakan ayat ini Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan, “Rahasia dari hal ini adalah bahwa balasan dari suatu amal adalah sesuai dengan amalan yang dikerjakan. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari melihat yang haram maka Allah akan gantikan dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka sebagaimana ia menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan maka demikian jugalah Allah akan penuhi hati dan pandangan orang tersebut dengan cahayaNya sehingga dia akan dapat melihat (dengan hatinya yang telah dipenuhi cahaya) apa yang tidak terlihat oleh orang yang tidak menundukkan pandangannya dari hal yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan”. Kemudian Beliau rohimahullah mengatakan, “Maka hati itu laksana cermin dan hawa nafsu laksana karat yang mengotorinya, apabila cermin tersebut bersih dari noda karat tersebut maka ia akan dapat terlihat sesuatu sebagai mana hakikatnya”[14]. [3.] Faidah Ketiga, Timbulnya kekuatan, keteguhan dan keberanian hati. Allah akan memberikan kepada orang yang menjaga pandangannya dari hal yang haram berupa kekuatan pertolonganNya, sebagaimana Allah memberikan cahayaNya kepada orang ini berupa kekuatan hujjah. Maka pada diri orang ini terkumpul dua kekuatan yang menyebabkan setan lari darinya, sebagaimana dikatakan dalam sebuah atsar, إِنَّ الَّذِيْنَ يُخَالِفُ هَوَاهُ يَفْرَقُ الشَّيْطَانُ مِنْ ظِلِّهِ “Sesungguhnya setan akan lari dari orang yang menyelisihi hawa nafsunya”[15]. Oleh sebab itu hal ini tidak akan didapatkan orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang berjiwa nista dan rendah. Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman, وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati berkaitan dengan masa lalu, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman[16]”. (QS : Ali ‘Imran [3] : 138). Demikian juga firman Allah Subahanahu wa Ta’ala, مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka milik Allahlah kemuliaan itu semuanya”. (QS : Fathiir [35] : 10). Dengan demikian maka barangsiapa yang ingin mendapatkan kemulian maka hendaklah ia mencarinya dengan taat kepada Allah, dengan al kalamuth thayyib (kata-kata yang baik[17]), dan amal yang sholeh. Demikian juga sabda Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam, مَنْ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخْطِ النَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى النَّاسُ عَنْهُ ، وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخْطِ اللهِ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسُ “Barangsiapa yang mencari ridho Allah walaupun manusia murka maka Allah ridho padanya dan menjadikan manusiapun ridho padanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia walaupun Allah murka maka Allah akan murka padanya dan Allah jadikan manusiapun murka padanya”[18]. Dengan demikian kita katakan pula bahwa “Barangsiapa yang taat kepada Allah maka Allah akan mengasihinya dan melindunginya, tidak akan hina orang yang dikasihi dan dilindungi Robbnya”[19]. Sebagaimana yang diajarkan Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dalam salah satu do’a qunut, إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ “Sesungguhnya tidaklah hina orang yang engkau kasihi dan engkau tolong. Dan tidaklah mulia orang yang engkau musuhi”[20]. Suatu barang tentu menundukkan pandangan adalah suatu yang Allah ridhoi karena ia adalah perintah dari Rob Semesta Alam. Demikianlah, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi penulis sebagai suatu amal yang diterima Allah ‘Azza wa Jalla dan dapat kita terapkan bersama, Amiin yaa Mujibas Saa’ilin. Semoga sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita shollallahu ‘alaihi was sallam. Ketika hendak merebahkan diri, Jum’at 2 Sya’ban 1430 H/ 24 Juli 2008 M Aditya Budiman [Yang Sangat Membutuhkan Ampunan Robbnya] [1] Syaikh Abdurahman As Sa’di rohimahullah dalam kitabnya Taisirul Karimir Rahman berkata ketika menafsirkan ayat ini, “Berikanlah kepada mereka petunjuk (hidayah irsyad, wahai Muhammad, pent.) dan katakan kepada orang-orang yang ada pada diri mereka iman agar mencegah diri mereka kosong dari iman.[lihat Taisirul Karimir Rahman hal. Cetakan Dar Ibnu Hazm, Beirut, Lebanon]. Maka perkataan Beliau ini menunjukkan salah satu tujuan mulia dari disyari’atkannya menundukkan pandangan dari melihat yang diharamkan. Allahu A’lam. [2] Diringkas dari kitab Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah dengan takhrij hadits dari Syaikh Al Albaniy rohimahullah dan tahqiq dari Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halabiy hafidzahullah hal. 103-107/I, terbitan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh. [3] HR. Ahmad no. 21996 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halaby hafidzahullah dalam tahqiq dan ta’liq Beliau untuk Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 104. [4] Lihat Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 104-105 dengan perubahan redaksi dari kami. [5] Idem. [6] Lihat Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 105. [7] Lihat Tafsir Jalalain Li Imamaini Al Jalalain Muhammad bin Ahmad Al Mahalli dan Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthi, hal. 247 dengan ta’liq dari Syaikh Shofiyurrahman Al Mubarokfuri cetakan Darus Salam, Riyadh, KSA, dan cetakan inilah yang kami jadikan pegangan untuk tafsir Jalalain. [8] Idem. [9] Idem. [10] Sehingga dapat memalingkan dirinya dari perbuatan zina dan hal ini dapat terjadi karena Beliau ‘alaihis salam telah merasakan manisnya iman dimana Beliau menerima perintah Allah dengan penuh ketaatan dan pembenaran, dan ini dalah salah satu hakikat dari hati yang salim/selamat yang disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah dalam kitabnya yang lain Miftah Daris Sa’adah wa Mansyur Walayata Ahlil ‘Ilmi wal Irodah hal. 200/I yang ditahqiq oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halaby hafidzahullah dan dimuraja’ah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid rohimahullah cet. Dar Ibnu Affan, Kairo, Mesir.pent. [11] Dalam Tafsir Jalalain Li Imamaini Al Jalalain Muhammad bin Ahmad Al Mahalli dan Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthi hal. 275 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan الْمُتَوَسِّمِينَ adalah orang-orang yang memperhatikan peringatan (dari Robbnya,pent.) [12] Lihat Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 105. [13] Setelah sebelumnya pada surat yang sama pada ayat 30 Allah ‘Azza wa Jalla perintahkan mereka orang-orang beriman untuk menundukkan pandangannya, pent. [14] Lihat Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 106. [15] Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halaby hafidzahullah mengatakan, “(atsar ini) tidaklah benar/shahih jika dikatakan marfu’ hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam. [lihat ta’liq Beliau untuk Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 106]. [16] Maksudnya jika kamu benar-benar orang yang benar dalam imannya. [lihat Tafsir Jalalain Li Imamaini Al Jalalain Muhammad bin Ahmad Al Mahalli dan Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthi hal. 76] [17] Kata-kata yang baik itu mencakup dua makna, Kata-kata yang baik secara dzatnya, yaitu Al Qur’an dan As Sunnah. Kata-kata yang baik dilihat dari maksud dan tujuannya. Allahu A’lam, lihat Syarh ‘Arbai’in An Nawawiyah oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin, terbitan Dar Tsuroya. [18] HR. Ibnu Hibban dalam shohihnya no. 275. Hadits ini dinyatakan shahih lighoirih oleh Al Albani. [19] Lihat Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 107. [20] HR. Abu Dawud no. , Tirmidzi no. , dan lain-lain dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam takhrij Beliau untuk Sunan Tirmidzi demikan juga muridnya Syaikh ‘Ali bin Hasan Al Halaby hafidzahullah dalam ta’liqnya untuk Ighotsatul Lahfan fi Mashoyidisy Syaithon hal. 107.